Teknik Pemberian Obat Sebelum dan Sesudah Makan pada Sakit Maag

Seringkali terjadi kekeliruan dalam pemberian obat pada sakit maag hingga membuat sakit perutya malah semakin parah atau tak kunjung sembuh. Aturan pemberian obat sebelum dan sesudah makan pada sakit maag inilah yang sering disamakan dengan jenis obat untuk sakit lainnya. Padahal teknisnya lain dalam mengatasi sakit maag.

Memang untuk pengobatan sakit maag ini gampang-gampang susah, namun bila salah dalam melakukannya bisa menjadi maag kronis yang tak kunjung sembuh. Bisa juga sembuh tapi berulang lagi kambuhnya. Kesalahannya hanya terletak dalam teknis pemberian obat sakit maag.
Ada aturan pemberian obat sebelum makan yang sering diartikan, obat diminum tepat sebelum makan. Padahal obat seharusnya diminum dalam keadaan perut kosong sebelum makan. Tentunya ini berarti ada periode mengosongkan perut untuk administrasi obat ini, karena bila diminum dengan perut terisi makanan, maka obat ini tak ada manfaatnya.

Demikian pula dengan pemberian obat sesudah makan pada sakit maag, yang sering diartikan diminum tepat setelah makan. Padahal obat harus diminum dalam keadaan perut kosong setelah makan. Tentunya ini butuh sekitar dua jam setelah makan, agar lambung bisa memproses seluruh makanan yang tersisa.

Sebenarnya obat-obatan pada sakit maag memiliki teknik tersendiri dalam pemberiannya. Misalnya obat-obatan jenis antasida, ranititidine yang fungsinya mengontrol asam lambung atau menetralisir asam lambung. Pemberiannya harus saat perut kosong, meski disitu tertulis sebelum atau sesudah makan.

Bila obat-obatan ini diberikan dengan makanan, maka akan mengganggu proses pencernaan makanan. Lihat saja sering kali perut menjadi tak karuan saat minum antasida atau ranitidine bersama makanan, soalnya perut butuh asam lambung untuk mencerna makanan. Bila tidak ada asam lambung saat proses pencernaan, maka perut akan terasa penuh atau tidak enak, karena pencernaan makanan menjadi lambat prosesnya.

Lalu bagaimana cara yang tepat pemberian obat sakit maag?

Ambil contoh pemberian antasida atau ranitidine yang dipadu dengan sukralfate. Dua obat ini tidak boleh jadi satu, harus ada jarak dua jam dalam pemberiannya. Seperti diketahui juga ranitidine memiliki efek peningkatan dosis pada obat yang diberikan bersamanya. Jadi ranitidine harus diberikan tunggal dan sebaiknya sebelum tidur saat perut sudah kosong.

Lalu dilanjutkan dengan pemberian sukralfate setelah dua jam, fungsinya untuk melapisi lapisan dalam lambung yang luka tadi. Jadi memang diperlukan perut kosong dalam pengobatan sakit maag ini. Bila maag anda menjadi kronis, maka perhatikan teknik pemberian obat yang keliru. Obat sakit maagnya sudah tepat, hanya teknik pemberiannya yang keliru seringkali membuat sakit maag menjadi kronis atau tak kunjung sembuh.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013. Tips Sehat - All Rights Reserved
-->