Kebiasaan Foto Selfi dan Resiko Gangguan Kejiwaan?

Foto selfi atau foto diri sendiri menjadi tren baru di media sosial. Kebanyakan orang begitu antusias bila diajak selfi rame-rame. Padahal ada beberapa penelitian yang menghubungkan kebiasaan selfi ini dengan resiko gangguan kejiwaan.

Memang ada hubungan cukup jelas antara rasa senang, emosi jiwa dengan potret memotret diri sendiri ini. Biasanya ada rasa bahagia bila banyak yang “like” dengan foto selfi yang dilakukan, namun banyak pula yang dibully dan membuat tekanan mental tersendiri bagi “selfier” ini. Banyak kasus bunuh diri akibat dibully di media social setelah mengupload foto selfi-nya.

Tentunya ini sudah menjadi hal yang complicated untuk ukuran sebuah foto selfi. Sebenarnya foto selfi ini lahir dari teknologi kamera ponsel yang memudahkan dalam mengambil potret diri sendiri, tanpa mengantungkan pada orang lain. Bila tidak suka dengan hasil foto diri, maka bisa ambil foto lagi dan lagi serta hapus foto selfi yang lama.

Ini bisa dilakukan berulang-ulang sampai mendapatkan foto selfi yang sesuai dengan keinginan. Rasa puas secara emosi memang bisa menaikan percaya diri, apalagi banyak yang menyukai foto selfi tersebut. Kondisi “immature” ini memang bisa berkembang bila diikuti lebih dari sekedar bersenang-senang.

Memang sebenarnya foto selfi adalah ragam kesenangan di media social, media yang sebenarnya ada tapi tidak ada. Ini tergantung pada individu atau personal dalam melihat sebuah kenyataan dari media social. Beberapa memandangnya serius, beberapa tidak begitu dan hanya menjadi permainan belaka.

Bagi yang memandang serius memang bisa menjadi pendorong rasa percaya diri atau self esteem. Bila ini menuai banyak pujian atau “like”, namun pada kenyataan dunia ini tidaklah sempurna. Hal buruk, seperti “bully” di dunia maya adalah hal yang tak terhindarkan. Banyak yang memandang serius saat dibully di dunia maya atau media social, sehingga wajar bila tidak bisa menghadapi tekanan ini, akan melakukan bunuh diri sesudahnya.

Memang persoalan inilah yang menjadi perhatian atau concern dari beberapa penelitian tentang foto selfi ini. Tidak semua orang memang bisa melupakan sebuah kepahitan atau “easygoing”, tidak semua bisa mudah keluar dari tekanan atau “bully”. Maka perlu mengambil perspektif positif dari sebuah tren yang berkembang.

Foto selfi memang akan menjadi hal besar di masa depan dan menjadi bagian dari hidup dan media social. Sesuatu yang sudah tidak lepas dari kehidupan sehari-hari, sesuatu yang ada tapi tidak ada. Sesuatu yang gak penting tapi dipikirkan, itulah kehadiran foto selfi. Jadi ambil manfaatnya dan jangan hanyut oleh bully atau tekanan yang datang, ambil penilaian atas foto selfi sebagai hiburan, dan bukan tekanan yang mengganggu pikiran maupun jiwa.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013. Tips Sehat - All Rights Reserved
-->