Bully dan Perilaku Menyimpang

Tidak selamanya bersosialisasi bisa berguna bagi perkembangan mental, meskipun sosialisasi penting, tapi bukan ekses negative yang diharapkan. Memang saat berhubungan dengan orang lain, baik anak, remaja maupun orang dewasa akan selalu ketemu dengan yang namanya digoda atau bully. Ini memang tidak dilepaskan dari ekses negative sebuah sosialisasi, namun bisa menekan dan mengatur akibat dari bully ini bisa menjadi hal baik bagi perkembangan mental.

Ini terutama pada anak-anak dan remaja, yang mengalami masa perkembangan mental yang intens. Lebih sering mereka ini sangat rentan dengan digoda atau dilecehkan. Kebanyakan pendidikan keluarga juga mempengaruhi, bagaimana respon mereka terhadap bully ini. Ada yang siap, ada yang gak tahu apa yang harus dilakukan, ada yang tertekan dan cenderung diam.

Memang reaksi mereka terhadap bully ini akan bisa menghentikan bully itu sendiri, atau menambah tekanan lebih hebat. Tidak mudah bagi anak-anak saat berinteraksi untuk tidak bertengkar, meskipun ini wujud positif dari reaksi sebuah godaan atau pelecehan. Namun pada akhirnya memang anak harus dididik lebih siap secara mental dalam bersosialisasi.

Di keluarga yang cenderung “diam”, biasanya sering menjadi “korban” dari bully ini. Maka wajar bila prilaku introvert, lahir dari lingkungan yang memang system komunikasinya tidak berjalan. Apalagi dengan system “militerisme” dalam keluarga, lebih sering tidak menolong dalam menghadapi bully ini.

Tindakan keras kepada anak, remaja, sering mengakibatkan dua hal dalam bersosialisasi. Bisa menjadi tukang bully atau juga bisa menjadi korban dari bully tersebut. Prilaku menyimpang ini timbul akibat pendidikan yang memang sudah salah di keluarga. Maka memang benar, kekeliruan di keluarga adalah awal dari prilaku menyimpang pada anak di masa depan.

Disini memang perlu bagi orang tua untuk “care” terhadap anak-anaknya, berikan perhatian dan bangun komunikasi dua arah yang sehat. Prestasi yang hebat di sekolah bukanlah tolok ukur yang paling baik, masih banyak hal yang perlu dilihat dalam perkembangan mental anak. Mereka harus tumbuh secara sehat, baik fisik dan mental.

Coba untuk selalu menjadi pendengar bagi anak saat mereka pulang sekolah, atau saat sepulang kerja. Memang sering kelelahan sehabis kerja, bisa membuat pikiran menjadi pendek, emosional dan selalu melupakan kondisi anak. Mereka juga akan terbiasa tidak berbicara bila tidak ada keadaan yang kondusif untuk itu.

Pembicaraan yang sehat di ruang makan saat sore hari, bisa menjadi keadaan yang kondusif dalam membangun mental anak. Mereka akan selalu membutuhkan tempat berkeluh kesah akan persoalan yang dihadapi di sekolah atau saat berinteraksi dengan teman-temannya sehabis sekolah. Saat inilah adalah waktu yang tepat untuk menjadi pendengar dan kawan terbaik bagi anak.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013. Tips Sehat - All Rights Reserved
-->