Siapapun pasti pernah mengalami diare, sesuatu yang sering terjadi bila makan makanan yang beracun atau mengandung bakteri. Namun bisa juga kebersihan diri yang kurang diperhatikan bisa mengarah ke diare, misal tidak mencuci tangan sebelum makan. Alhasil meskipun makanannya bersih, tapi kebersihan diri kurang juga bisa menyebabkan diare. Inilah poin penting dari menjaga kebersihan saat makan agar tidak terkena diare.
Diare memang bisa berbahaya bila dibiarkan, apalagi bila beraknya sering sedang asupan yang masuk tidak ada. Akibatnya bisa kekurangan cairan dalam tubuh, ini akan menyebabkan hipovolemik krisis atau syok. Kondisi ini bisa mengarah ke kematian bila kurangnya cairan tidak bisa teratasi. Sudah banyak cerita mereka yang datang terlambat ke rumah sakit dengan kondisi kritis, karena gagal mengatasi defisit cairan dalam tubuh.
Sebenarnya bila ditelisik lebih jauh diare memang sangat berbahaya. Tubuh yang mayoritas terdiri dari cairan, tiba tiba akibat dari diare akan mengakibatkan cairan dalam tubuh habis terbuang bersama diare. Akibat turunnya volume cairan tubuh membuat metabolisme tubuh menjadi turun tajam, maka tidak heran orang terkena diare biasanya tubuhnya lemas dan tak bertenaga. Jalan satu-satunya memang harusnya segera ke rumah sakit bila terkena diare akut, ini untuk menghindari kondisi hipovolemik syok yang bisa membahayakan keselamatan jiwa.
Mengganti cairan tubuh dan elektrolit yang hilang saat diare
Memang prioritas utama saat serangan diare adalah menjaga konsistensi cairan tubuh, sehingga harus segera mengganti cairan tubuh dan elektrolit yang hilang saat diare. Kalau di rumah sakit biasanya dokter memberikan cairan infus yang berisi elektrolit, semacam ringer lactate untuk mengganti cairan yang hilang sat diare. Ini harus segera diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang hilang saat diare.
Bila mengalami diare ringan bisa dilakukan penggantian cairan di rumah. Biasanya minum oralit adalah langkah yang tepat dalam mengatasi kurangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh. Bisa juga membuat sendiri oralit dengan komposisi, misal satu gelas air putih dicampurkan garam setengah sendok teh dan gula dalam jumlah yang sama. Jumlah oralit yang harus diminum harus sama dengan jumlah cairan yang hilang saat diare.
Pada diare ringan, setiap berak harus segera diganti dengan oralit satu sampai dua gelas, tergantung banyaknya cairan yang hilang saat diare. Kategori diare ringan memang cukup jelas, bila diarenya tidak lebih dari tiga kali berak, penderita masih bisa minum maupun makan untuk mengganti cairan. Bila diare disertai mual muntah, ini sudah masuk kategori sedang ke atas, karena akan ada kesulitan untuk mengganti cairan, sehingga harus segera dibawa ke rumah sakit.
Mengatasi penyebab diare dengan segera
Memang diare banyak penyebabnya, bisa karena salah makan, misal makanan yang beracun, maka diare tidak akan berhenti sampai makanan beracun ini hilang dari tubuh. Ini mekanisme tubuh untuk membersihkan racun di saluran pencernaan, dan akan berhenti diare bila racun sudah hilang dari dalam saluran pencernaan. Di rumah sakit biasanya dokter memberikan antidote untuk menetralkan racun yang masuk ke dalam peredaran darah.
Namun bila hanya diare ringan akibat salah makan, bisa juga minum air kelapa. Ini akan menetralkan racun dan membersihkannya di saluran pencernaan. Beberapa orang yang mengalami keracunan makanan semacam ikan laut bisa diatasi dengan air kelapa ini. Tentunya harus disertai dengan penggantian cairan dengan segera, agar tidak tidak jatuh dalam kondisi syok.
Pada diare karena makanan yang terinfeksi bakteri, memang harus segera dibawa ke rumah sakit. Biasanya dokter akan memberikan antibiotika sekaligus memberikan rehidrasi untuk mengatasi hilangnya cairan saat diare. Demikian pula bila diare akibat keracunan jamur, biasanya diare tidak akan berhenti sampai jamur ini hilang dari saluran pencernaan. Metodenya akan sama dengan mengganti cairan yang hilang dan menetralkan racun yang sudah masuk ke dalam peredaran darah dengan antidote.